Simpatisan Demokrat NTT Kirim Surat Terbuka Untuk AHY

KUPANG,fokusnusatenggara.com- Dukungan dan kecintaan simpatisan Partai demokrat di NTT semakin massif. Bahkan mereka rela mengirim surat terbuka kepada Agus Harimurti Yudhoyono, atau kerap disapa AHY, agar mempertimbangkan dengan bijak keputusan DPP Demokrat terkait hasil Musda Partai Demokrat NTT.

Mereka menilai, saat ini Jefri Riwu Kore, atau kerap disapa Jeriko, yang juga Walikota Kupang ini, dinilai masih sangat populis, serta memiliki personal branding yang sangat kuat disbanding dengan kompetitornya Leo Lelo. Surat terbuka para simpatisan tersebut, dipublish di semua media social baik itu facebook, WhatsApp, Twitter hingga Instagram.

Isak Djami, Simpatisan Demokrat yang berprofesi sebagai karyawan toko, dalam postingannya di facebook dengan tegas menyatakan penolakan apabila DPP sampai putuskan Leo Lelo jadi Ketua DPD Partai Demokrat NTT.

“Jika DPP mengambil keputusan dan memenangkan Leo Lelo sebagai Ketua Demokrat NTT, maka kemungkinan besar kami sebagai pecinta Partai Demokrat akan beralih. Karena kami mencintai Demokrat  bukan karena BKH, Anita, Abdulah, Leo Lelo dkk, tapi kami mencintai Demokrat karena ada sosok karismatik yang telah membawa perubahan di Kota kupang yaitu bapak Jefri Riwu Kore,” tulisnya di point ketiga surat terbuka tersebut, yang diposting di Group Jefri Riwu/Walikota Kupang, pada Jumat, 10 Desember 2021.

Berikut lima point surat terbuka yang ditulis Isak Djami

Pertama, Terkait dengan pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat di NTT yang sampai hari ini belum ada keputusan dari DPP,  maka sebagai simpatisan dan pecinta Demokrat meminta kepada AHY dan pengurus DPP untuk menerbitkan Surat Keputusan (SK) dan menetapkan Bapak Dr. Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih. Alasannya, karena berdasarkan hasil musda yang telah di gelar, bapak Jefri Riwu Kore memperoleh jumlah suara 12 dari 22 DPC. Dan hal itu berdasarkan hasil demokrasi di dalam Tubuh partai Demokrat.

Kedua, dengan semakin lamanya keputusan dari DPP sebagai pemilik 1 suara sah, membuat kami masyarakat NTT bingung dan bertanya-tanya kemanakah suara DPP. Jika DPP melihat dan mempertimbangkan secara baik elektabilitas Bapak Jeriko sebagai Walikota Kupang, maka Jeriko layak kembali memimpin Partai Demokrat NTT.

Ketiga, jika DPP mengambil keputusan dan memenangkan Leo Lelo sebagai Ketua Demokrat NTT, maka kemungkinan besar kami sebagai pecinta Demokrat akan beralih. Karena kami mencintai Demokrat, bukan karena BKH, Anita, Abdulah, Leo Lelo dkk, tapi kami mencintai Demokrat karena ada sosok karismatik yang telah membawa perubahan di Kota Kupang yaitu bapak Jefri Riwu Kore.

Empat, jika bapak Jefri Riwu Kore tidak diakomodir, maka Demokrat sedang mengurungkan niatnya untuk menjadikan kadernya sebagai salah seorang Gubernur NTT di masa datang. Karena selain berpeluang menjadi Walikota dua periode, bapak Jefri Riwu Kore merupakan salah seorang sosok yang bisa menjadi kandidat terkuat untuk jadi Gubernur NTT.

“Jika bapak AHY dan pengurus DPP salah menetapkan ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026,  maka DPP akan melihat sendiri hasilnya di tahun 2024,” tulis Isak Djami, dalam point kelima.

Tak Hargai Proses Demokrasi

Selain Isak Djami, Roni Djara yang juga pencinta Demokrat menulis hal yang sama. Bahkan dirinya meminta kepada AHY, agar segera menetapkan Jefri Riwu Kore sebagai ketua DPD Partai Demokrat NTT. Bahkan dirinya menduga, ada pihak lain yang mencoba untuk tidak menghargai proses demokrasi di partai berlambang mercy ini.

Berikut Isi Surat Terbuka Roni Djara Kepada AHY

(1) Hasil Musda DPD Demokrat NTT ada dua kandidat yang diusulkan ke DPP untuk dipertimbangkan dalam menentukan pilihan karena katanya aturan baru DPP memiliki 1 suara. “Jika benar DPP memiliki 1 suara, saya sebagai anak kader dan pendiri Demokrat di NTT, minta agar  menetapkan Bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD Demokrat NTT. Karena berdasarkan hasil Musda Bapak Jeriko memperoleh 12 suara sah dari 22 DPC dan 1 suara DPD yang ada di NTT. Dan Pak Leo Lelo Hanya 11 suara,” tulis Roni Djara.

(2) Bapak AHY juga harus sesegera mungkin menetapkan bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD terpilih berdasarkan hasil musda. Karena musda tersebut adalah memang murni berdasarkan hasil dari Demokrasi, tanpa ada tekanan.

(3) Jika bapak AHY sebagai Ketum yang memiliki 1 suara sah tidak menetapkan bapak Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih, maka Demokrat tidak menghargai proses Demokrasi di partai.

(4) Jika Bapak Jefri Riwu Kore tidak dipercayakan pimpin Demokrat NTT, maka saya tidak akan memberikan dukungan pada setiap kader Demokrat yang masuk dalam kandidat calon kepala daerah atau pun caleg. “Saya akan memilih mendukung orang lain dibandingkan membesarkan partai ini. Karena sudah jelas Bapak Jefri Riwu Kore adalah calon Ketua yang memiliki perolehan suara terbanyak dibandingkan Leo Lelo. ****

Bagikan Postingan Ini, Pilih Platform Anda!

Postingan terkait